Mantan Gubernur Jawa Timur dan Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, telah mengumumkan bahwa dia tidak akan maju lagi sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU pada periode berikutnya.
Menurut Khofifah, keputusannya ini sudah final. Dia juga mengajak rekan-rekannya untuk mencari kandidat lain. Hal ini disampaikannya dalam Podcast What the Fact! Politics pada Rabu (8/5).
Khofifah juga memastikan bahwa fokusnya akan lebih tertuju pada persiapan menghadapi pemilihan kepala daerah di Jawa Timur. Dia bahkan menegaskan bahwa dia tidak sedang mempertimbangkan tawaran untuk menjadi menteri di pemerintahan Prabowo-Gibran. Sebaliknya, fokusnya adalah untuk kembali menjadi Gubernur melalui Pilkada Jatim 2024.
“Saya sudah bilang, pilihan saya tetap sebagai kepala daerah, Insyaallah,” ujarnya.
Catatan menunjukkan bahwa Khofifah telah menjabat sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU sejak tahun 2000 hingga saat ini. Ini membuatnya menjadi salah satu Ketua Umum terlama kedua setelah Mahmudah Mawardi yang memimpin Muslimat NU selama 29 tahun.
Muslimat NU, sebagai Badan Otonom dari Nahdlatul Ulama, didirikan di Purwokerto pada 26 Rabiul Akhir 1365 Hijriah atau 29 Maret 1946.
Selama ini, Muslimat NU telah aktif dalam memperjuangkan hak-hak wanita dan cita-cita nasional secara mandiri. Mereka juga telah bekerja sama dengan organisasi wanita lainnya, terutama yang tergabung dalam Kongres Wanita Indonesia (Kowani), sebuah federasi organisasi wanita tingkat nasional.