Indonesia, dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, memiliki beragam tradisi unik dalam mengiringi calon haji menuju Tanah Suci. Salah satunya adalah tradisi pelepasan yang penuh haru, di mana tokoh masyarakat, kerabat, dan keluarga berkumpul untuk mendoakan kelancaran dan keselamatan perjalanan ibadah yang sakral ini.
Tak jarang, momen pelepasan ini diiringi dengan walimatus safar. Acara ini biasanya diisi dengan pembacaan tahlil, doa bersama, serta jamuan makan sebagai wujud syukur dan permohonan kepada Allah SWT agar perjalanan haji berjalan lancar dan penuh berkah.
Melaksanakan ibadah haji merupakan panggilan suci dari Allah SWT. Oleh karena itu, setiap doa yang dipanjatkan untuk calon jamaah haji memiliki makna yang begitu mendalam. Doa tersebut menjadi wujud harapan agar setiap langkah yang mereka tempuh di Tanah Suci senantiasa diridhoi Allah SWT, mulai dari keberangkatan hingga kembali ke tanah air.
Ustadz Alhafiz Kurniawan, Wakil Sekretaris LBM PBNU, melalui artikelnya di NU Online memaparkan sebuah doa khusus yang dapat dipanjatkan untuk para calon jamaah haji. Doa ini memiliki makna yang begitu indah dan mendalam:
زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ
Artinya:
“Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosamu, dan memudahkanmu dalam jalan kebaikan di mana pun kau berada.”
Doa ini memiliki kekuatan yang luar biasa, memancarkan harapan dan kasih sayang bagi calon jamaah haji. Melalui doa ini, kita memohon kepada Allah SWT agar membekali mereka dengan ketakwaan sebagai landasan utama dalam menjalani setiap ritual haji.
Tak hanya itu, doa ini juga mengandung permohonan ampunan atas segala dosa dan kesalahan, serta kemudahan dalam menjalani setiap langkah perjalanan, baik di Tanah Suci maupun di manapun mereka berada.
Ustadz Alhafiz menjelaskan bahwa doa ini memiliki landasan yang kuat dalam Islam, bersumber dari hadits riwayat Imam At-Tirmidzi.
Dikisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah membacakan doa ini kepada salah seorang sahabatnya yang hendak melakukan perjalanan jauh.
Kisah ini diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dari sahabat Anas RA:
وروينا في كتاب الترمذي، عن أنس رضي الله قال : جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم، فقال: يارسول الله، إني أريد سفرا فزودني، فقال: “زودك الله التقوى”، قال: زدني، قال: “وغفر ذنبك”، قال: زدني، قال: “ويسر لك الخير حيثما كنت” قال الترمذي: حديث حسن
Artinya:
“Diriwayatkan kepada kami pada Kitab At-Tirmidzi, dari Sahabat Anas RA. Ia bercerita bahwa seseorang mendatangi Rasulullah SAW, ‘Wahai Rasul, aku hendak berpergian. Karenanya, berikanlah aku bekal,’ kata sahabat tersebut. ‘Zawwadakallâhut taqwâ,’ kata Rasulullah SAW. ‘Tambahkan lagi ya Rasul,’ kata sahabat itu. ‘Wa ghafara dzanbaka,’ kata Rasulullah SAW. ‘Tambahkan lagi ya Rasul,’ kata sahabat itu. ‘Wa yassara lakal khaira haitsumâ kunta,’ jawab Rasulullah SAW. Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa kualitas hadits ini hasan,”.
Hadits ini menegaskan bahwa doa yang dipanjatkan untuk calon jamaah haji bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah tuntunan yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.
Dengan memahami makna dan keutamaan doa ini, kita dapat menghayati setiap untaian kata dalam doa tersebut, memancarkan rasa cinta dan kasih sayang kepada calon jamaah haji.
Semoga doa ini menjadi bekal berharga bagi mereka, membimbing langkah mereka menuju kesempurnaan ibadah haji dan meraih ridha Allah SWT.
Seiring dengan keberangkatan kloter pertama jamaah haji Indonesia pada tanggal 12 Mei 2024, mari kita lantunkan doa ini dengan penuh keikhlasan, memohon agar perjalanan mereka senantiasa dilancarkan dan dipenuhi keberkahan.
Semoga setiap langkah yang mereka tempuh di Tanah Suci menjadi amal ibadah yang diterima Allah SWT, dan mereka kembali ke tanah air sebagai haji yang mabrur.
Disadur dan ditulis ulang dari NU Online