
Manusia purba yang hidup di Eropa selama periode Magdalenian (sekitar 11.000–17.000 tahun yang lalu) mungkin telah mengeluarkan otak dari tengkorak musuh mereka dan mengonsumsinya. Dugaan ini berdasarkan penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports.
Latar Belakang Budaya Magdalenian
Magdalenian adalah salah satu budaya Paleolitik Akhir yang berkembang di Eropa, terutama di wilayah yang kini menjadi Prancis, Spanyol, dan Polandia. Masyarakat Magdalenian dikenal sebagai pemburu-pengumpul yang memiliki keterampilan tingkat tinggi dalam seni, alat, dan strategi berburu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanibalisme bukanlah hal asing dalam budaya ini, baik sebagai bagian dari ritual kematian maupun bentuk kekerasan.
Temuan Arkeologis di Gua Maszycka
Penelitian terbaru yang dipimpin oleh Francesc Marginedas dari Institut Paleoekologi Manusia dan Evolusi Sosial (IPHES-CERCA), Spanyol, berfokus pada sisa-sisa manusia yang ditemukan di Gua Maszycka, dekat Kraków, Polandia. Gua ini telah lama menjadi situs arkeologi penting dan telah diteliti selama beberapa dekade.
Dalam penelitian ini, para arkeolog menggunakan mikroskop elektron untuk menganalisis tulang-tulang yang ditemukan di situs tersebut. Dari sedikitnya 10 individu yang diidentifikasi (terdiri dari enam orang dewasa dan empat anak-anak), 68% tulang mereka menunjukkan tanda-tanda pemotongan dan pengerjaan oleh manusia. Bekas potongan tersebut mirip dengan pola yang ditemukan pada tulang panjang yang dipecah untuk mengambil sumsum serta tengkorak yang dibuka untuk mengekstraksi otak.
Interpretasi dan Kontroversi
Penelitian sebelumnya pada 1990-an mengusulkan bahwa tindakan ini mungkin terkait dengan praktik kanibalisme, khususnya konsumsi otak musuh yang telah mati. Namun, teori ini kemudian dipertanyakan karena tidak adanya bekas gigitan manusia pada tulang yang ditemukan, yang biasanya menjadi bukti kuat kanibalisme.
Marginedas dan timnya menyimpulkan bahwa tindakan ini lebih mungkin berkaitan dengan kekerasan dan peperangan dibandingkan dengan ritual pemakaman. Mereka menekankan bahwa tidak ditemukan cawan tengkorak (skull cup) di situs ini, yang biasanya dikaitkan dengan ritual penghormatan terhadap orang mati. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa pengambilan otak dan pemotongan tulang lebih mungkin merupakan bagian dari tindakan kekerasan dalam konflik antarkelompok.
Namun, beberapa pakar tetap berhati-hati dalam menyimpulkan adanya kanibalisme perang. Bill Schutt, seorang zoolog dan penulis Cannibalism: A Perfectly Natural History, menekankan bahwa masih terdapat kemungkinan lain, seperti ritual pemakaman yang melibatkan defleshing (penghilangan daging dari tulang). Beberapa budaya kuno diketahui melakukan praktik ini sebagai bagian dari penghormatan terhadap orang mati, bukan sebagai tindakan konsumsi.
Kesimpulan
Meski bukti arkeologis dari Gua Maszycka menunjukkan adanya pemotongan dan pembukaan tengkorak, belum ada kesimpulan pasti bahwa hal ini merupakan bentuk kanibalisme perang. Interpretasi atas temuan ini masih menjadi perdebatan di kalangan arkeolog. Penelitian lebih lanjut, termasuk analisis DNA untuk memahami hubungan antara individu yang ditemukan, dapat membantu menjelaskan lebih lanjut motivasi di balik praktik ini.
Studi ini menambah bukti bahwa manusia Magdalenian memiliki hubungan yang kompleks dengan kematian, peperangan, dan mungkin juga praktik kanibalisme. Namun, tanpa adanya bukti langsung berupa bekas gigitan atau sisa pencernaan, pertanyaan tentang apakah mereka benar-benar memakan otak musuh mereka tetap terbuka untuk penelitian di masa mendatang.