
Di tengah persaingan bisnis perikanan yang semakin ketat, inovasi menjadi kunci utama untuk meraih kesuksesan. Salah satu inovasi menarik datang dari seorang peternak lele bernama Pak Kadri, yang berhasil menemukan ramuan ajaib untuk meningkatkan produktivitas budidaya lele. Ramuan ini tidak hanya mampu mempercepat masa panen, tetapi juga mengurangi bau kolam yang sering menjadi masalah utama bagi peternak lele.
Pak Kadri, seorang peternak otodidak yang tidak memiliki latar belakang pendidikan formal di bidang perikanan, mengungkapkan bahwa penemuan ramuan ini berawal dari serangkaian percobaan untuk meningkatkan hasil panen lelenya. Berbagai cara telah dicoba, hingga akhirnya ia menemukan formula yang tepat dan terbukti efektif.
“Saya itu orangnya enggak sekolahan, Mas. Jadi, semua ini hasil otodidak. Saya coba berbagai macam cara untuk meningkatkan hasil panen lele, dan akhirnya saya menemukan ramuan ini,” ujar Pak Kadri dengan logat khasnya.
Ramuan temuan Pak Kadri ini terdiri dari bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di pasar tradisional, seperti jahe, kunyit, kencur, temulawak, dan bawang putih. Selain itu, ia juga menggunakan limbah rebusan kedelai dari pembuatan tempe dan molase (tetes tebu) sebagai bahan tambahan.
“Bahan-bahan ini mudah didapatkan dan harganya juga terjangkau. Yang penting, kita tahu takaran dan cara pembuatannya,” jelas Pak Kadri.
Menurutnya, empon-empon seperti jahe, kunyit, kencur, dan temulawak berfungsi sebagai “pencuci perut” bagi lele, sehingga meningkatkan nafsu makan dan mempercepat pertumbuhan. Sementara itu, bawang putih berperan sebagai antibiotik alami untuk mencegah penyakit pada lele. Limbah rebusan kedelai digunakan sebagai sumber protein nabati untuk mempercepat penggemukan lele, sedangkan molase berfungsi untuk fermentasi dan mengurai bahan-bahan lainnya.
Salah satu keunggulan utama dari ramuan ini adalah kemampuannya dalam mengurangi bau kolam. Pak Kadri menjelaskan bahwa bau kolam yang menyengat dapat menjadi indikasi bahwa air kolam tidak sehat dan dapat menyebabkan penyakit pada lele. Dengan menggunakan ramuan ini, bau kolam dapat diminimalisir, sehingga lele menjadi lebih sehat dan nafsu makannya meningkat.
“Kalau baunya tidak menyengat, otomatis lelenya sehat, Mas. Itu sudah otomatis,” tegasnya.
Selain mengurangi bau kolam, ramuan ini juga terbukti mampu mempercepat masa panen lele. Pak Kadri mengungkapkan bahwa dengan menggunakan ramuan ini, ia dapat memanen lele dalam waktu 2,5 bulan, sedangkan tanpa ramuan, masa panen biasanya mencapai 3 bulan atau lebih.
“Umur panennya jadi lebih cepat sekitar 15 hari. Lumayan kan, Mas?” katanya sambil tersenyum.
Tidak hanya itu, ramuan ini juga mampu meningkatkan bobot panen lele. Pak Kadri mencontohkan, jika tanpa ramuan, hasil panen dari 1.000 bibit lele biasanya hanya mencapai 1 kuintal, maka dengan menggunakan ramuan ini, hasil panen dapat meningkat menjadi 1,15 kuintal atau bahkan lebih.
“Hasil panennya jadi lebih banyak, Mas. Padahal, jumlah pakan yang diberikan sama saja,” ungkapnya.
Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, ramuan temuan Pak Kadri ini menjadi solusi yang menjanjikan bagi peternak lele yang ingin meningkatkan produktivitas dan efisiensi budidaya lele mereka. Selain itu, penggunaan bahan-bahan alami dalam ramuan ini juga menjadikannya lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan konsumen.
Sumber: Youtube TanilinkTV