Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Makalah
  • Ke-NU-an
  • Kabar
  • Search
Menu

SpaceX Luncurkan 27 Satelit Sekali Lewat, Buat apa Aja?

Posted on April 14, 2025 by syauqi wiryahasana

Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX), perusahaan antariksa yang didirikan oleh Elon Musk, sekali lagi menunjukkan dominasinya dalam industri peluncuran roket dengan terus mendorong batas-batas penggunaan ulang roket. Sebuah roket Falcon 9 yang membawa 27 satelit internet Starlink milik perusahaan tersebut meluncur pada tengah malam (04.00 GMT) hari Senin (14 April) dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral di Florida, Amerika Serikat.

Peluncuran ini menandai tonggak sejarah baru bagi roket Falcon 9. Tahap pertama roket (booster) ini telah berhasil terbang sebanyak 27 kali, memecahkan rekor penggunaan ulang yang sebelumnya juga dipegang oleh booster yang sama dua bulan lalu. Dari 27 peluncuran tersebut, 16 di antaranya didedikasikan untuk misi Starlink, seperti yang dinyatakan oleh SpaceX dalam deskripsi misi mereka.

Booster 1067: Sang Veteran Antariksa

Booster dengan nomor seri 1067 ini telah menjadi tulang punggung bagi berbagai misi penting SpaceX. Beberapa misi penting yang pernah didukung oleh booster ini antara lain:

  • CRS-22 (misi pasokan kargo ke Stasiun Luar Angkasa Internasional/International Space Station)

  • Crew-3 (misi penerbangan luar angkasa berawak ke ISS)

  • Turksat 5B (peluncuran satelit komunikasi untuk Turki)

  • Crew-4 (misi penerbangan luar angkasa berawak ke ISS)

  • CRS-25 (misi pasokan kargo ke ISS)

  • Eutelsat HOTBIRD 13G (peluncuran satelit komunikasi untuk Eutelsat)

  • O3B mPOWER (peluncuran konstelasi satelit broadband untuk SES)

  • PSN SATRIA (peluncuran satelit komunikasi untuk Indonesia)

  • Telkomsat Marah Putih 2 (peluncuran satelit komunikasi untuk Indonesia)

  • Galileo L13 (peluncuran satelit navigasi untuk sistem Galileo Eropa)

  • Koreasat-6A (peluncuran satelit komunikasi untuk Korea Selatan)

  • 16 misi Starlink

Keberhasilan booster ini dalam menjalankan berbagai misi penting menunjukkan keandalan dan efisiensi teknologi penggunaan ulang roket yang dikembangkan oleh SpaceX.

Sumber: Space.com

Pendaratan Mulus di Samudra Atlantik

Setelah menjalankan tugasnya mendorong roket Falcon 9 ke angkasa, booster 1067 kembali ke Bumi dengan selamat. Sekitar delapan menit setelah peluncuran, booster tersebut mendarat dengan mulus di atas kapal drone “Just Read the Instructions,” yang telah menunggu di Samudra Atlantik. Pendaratan yang presisi ini menjadi bukti kemampuan SpaceX dalam mengendalikan dan mendaratkan roket secara vertikal, sebuah teknologi yang revolusioner dalam industri antariksa.

Penyebaran Satelit Starlink ke Orbit Rendah Bumi (LEO)

Sementara itu, tahap atas roket Falcon 9 terus membawa 27 satelit Starlink menuju orbit rendah Bumi (Low Earth Orbit/LEO). Satelit-satelit tersebut kemudian dilepaskan sesuai jadwal, sekitar 65 menit setelah peluncuran. Pelepasan satelit ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan SpaceX untuk membangun jaringan internet global Starlink.

Konstelasi Starlink: Membangun Jaringan Internet Global

Konstelasi Starlink merupakan jaringan satelit yang dirancang untuk menyediakan akses internet broadband berkecepatan tinggi ke seluruh dunia, terutama ke daerah-daerah terpencil dan sulit dijangkau yang tidak memiliki infrastruktur internet yang memadai. Saat ini, konstelasi Starlink terdiri dari hampir 7.200 satelit operasional dan terus bertambah seiring dengan peluncuran-peluncuran berikutnya.

Peluncuran Falcon 9 yang Ke-43 Tahun Ini

Peluncuran pada hari Senin tersebut merupakan peluncuran Falcon 9 yang ke-43 pada tahun ini, dan yang ke-29 yang didedikasikan untuk membangun jaringan Starlink. Tingginya frekuensi peluncuran ini menunjukkan betapa aktifnya SpaceX dalam menjalankan misinya untuk menyediakan akses internet global dan menjelajahi ruang angkasa.

Melihat Lintasan Satelit Starlink di Langit Malam

Salah satu fenomena menarik yang dapat diamati terkait dengan konstelasi Starlink adalah lintasan satelit-satelit tersebut di langit malam. Satelit-satelit Starlink, yang terbang dalam formasi seperti kereta api, dapat terlihat sebagai titik-titik cahaya yang bergerak melintasi langit. Fenomena ini dapat diamati dengan mata telanjang atau dengan bantuan teleskop, dan memberikan pemandangan yang unik dan menarik.

SpaceX: Fakta-Fakta tentang Perusahaan Antariksa Milik Elon Musk

SpaceX, yang didirikan oleh Elon Musk pada tahun 2002, telah menjadi salah satu pemain utama dalam industri antariksa global. Perusahaan ini telah mencapai berbagai tonggak sejarah penting, termasuk:

  • Menjadi perusahaan swasta pertama yang berhasil meluncurkan roket ke orbit Bumi.

  • Menjadi perusahaan swasta pertama yang berhasil mengirimkan pesawat ruang angkasa ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

  • Mengembangkan teknologi penggunaan ulang roket, yang secara signifikan mengurangi biaya peluncuran ke luar angkasa.

  • Membangun konstelasi satelit Starlink, yang bertujuan untuk menyediakan akses internet global.

  • Mengembangkan pesawat ruang angkasa Starship, yang dirancang untuk membawa manusia ke Bulan dan Mars.

Dengan visi yang ambisius dan teknologi yang inovatif, SpaceX terus mendorong batas-batas eksplorasi ruang angkasa dan membuka jalan bagi masa depan manusia di luar Bumi.

Dampak Satelit Starlink pada Astronomi

Meskipun konstelasi Starlink menawarkan manfaat yang signifikan dalam hal akses internet global, keberadaan satelit-satelit ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan astronom. Cahaya yang dipantulkan oleh satelit-satelit Starlink dapat mengganggu pengamatan astronomi, terutama pengamatan terhadap objek-objek langit yang redup.

Untuk mengatasi masalah ini, SpaceX telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak satelit Starlink pada astronomi, seperti mengurangi reflektivitas satelit dan menyesuaikan orbit satelit. Namun, dampak jangka panjang dari konstelasi Starlink pada astronomi masih menjadi perhatian dan memerlukan penelitian lebih lanjut.

Kesimpulan

Peluncuran ke-27 untuk booster Falcon 9 ini merupakan bukti nyata dari kemajuan yang telah dicapai oleh SpaceX dalam teknologi penggunaan ulang roket. Keberhasilan ini tidak hanya mengurangi biaya peluncuran ke luar angkasa, tetapi juga membuka jalan bagi eksplorasi ruang angkasa yang lebih sering dan berkelanjutan. Dengan terus berinovasi dan mendorong batas-batas teknologi, SpaceX berada di garis depan dalam membawa umat manusia menuju masa depan di mana ruang angkasa dapat diakses oleh semua orang.

Sumber: Space.com

Terbaru

  • Apa itu Kepulauan Chagos? (Milik Inggris atau Mauritius?)
  • Apa itu Kiwano atau Melon Berduri (Cucumis Metuliferus)?
  • Apakah Paganisme itu Agama?
  • Perbaiki Kebodohannya, Pemerintah Buka Lagi Akses Ke Situs archive.org
  • Kenapa Disebut Ilmuwan Muslim, Bukan Ilmuwan Arab atau Ilmuwan Persia?
  • Indonesia Prasejarah, Benarkah Se-kaya itu?
  • Apa itu Bilangan Aleph ?
  • Jejak Aneh Nisan Makam Gaya Aceh di Pangkep Sulawesi Selatan
  • Rasa’il Ikhwan al-Shafa Fondasi Matematika dalam Filsafat Islam
  • Review Aplikasi Melolo, Saingan Berat Dramabox!
  • Review Game Dislyte: Petualangan Urban Myth yang Seru!
  • Microsoft Resmikan Cloud Region Pertama di Indonesia, Pacu Pertumbuhan AI
  • Bagaimana Bisa Xiaomi Jadi Raja dibanyak Sektor?
  • Sejarah Tokoh Judi Negara: Robby Sumampow
  • Kenapa Hongkong Mulai Kehilangan Anak Mudanya?
  • Apakah China ada Peternakan Panda?
  • Kebohongan Ajudan Bung Karno Soal Letkol Untung Habisi Para Jenderal?
  • Apakah Harga Minyak Dunia Turun Bikin OPEC Bangkrut?
  • Hal Konyol di Startrek Original Series
  • Inilah Deretan Buku-Buku Kontroversial di Dunia
RSS Error: WP HTTP Error: cURL error 35: OpenSSL SSL_connect: SSL_ERROR_SYSCALL in connection to blog.emka.web.id:443
  • Apa itu Kepulauan Chagos? (Milik Inggris atau Mauritius?)
  • Apa itu Kiwano atau Melon Berduri (Cucumis Metuliferus)?
  • Apakah Paganisme itu Agama?

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme