Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Makalah
  • Ke-NU-an
  • Kabar
  • Search
Menu

Misteri Paus Donus II, Paus Fiktif Diakui Selama 200 Tahun

Posted on May 24, 2025 by syauqi wiryahasana

Paus Donus II adalah figur kontroversial dalam sejarah kepausan. Ia dianggap sebagai paus yang tidak pernah ada, sebuah sosok apokrifa yang konon menjabat antara Paus Benediktus VI dan Benediktus VII pada tahun 970-an. Keberadaannya yang meragukan ini diperkirakan muncul akibat kesalahan dalam katalog kepausan, di mana gelar “Domnus” keliru diartikan sebagai nama diri. Kesalahan ini diperparah dengan penambahan beberapa antipaus ke dalam daftar paus.

Sosok Donus II mulai didokumentasikan setidaknya sejak abad ke-15. Selama lebih dari 200 tahun, ia bahkan dianggap sebagai paus yang sah oleh Vatikan, sebelum akhirnya kekeliruan ini dikoreksi pada tahun 1947. Meskipun fiktif, Donus II digambarkan sebagai sosok yang terhormat.

Asal-Usul Kesalahan Identifikasi

Kemungkinan besar, Donus II muncul dalam katalog kepausan karena kesalahan interpretasi. Dalam daftar tersebut, nama Benediktus VI mungkin diikuti oleh frasa “Domnus de Sutri,” yang merujuk pada jabatannya sebagai Uskup Sutri. Edisi selanjutnya menambahkan Antipaus Bonifasius VII dan masa pemerintahannya setelah Benediktus VI. Hal ini menyebabkan “Domnus de Sutri” tercantum secara terpisah dengan tahun 974, yang sebelumnya dikaitkan dengan Benediktus VI.

Para editor kemudian menafsirkan frasa ini sebagai nama paus, disingkat menjadi “Domnus.” Karena sudah ada Paus Donus (676-678), maka ditambahkan akhiran “II,” sehingga muncul Paus Donus II yang seolah-olah menjabat pada tahun 974.

Representasi Visual dan Legitimasi Semu

Ilustrasi Donus II telah ada sejak abad ke-15. Salah satunya adalah potret (clipei) di galeri para paus di Basilika Santo Paulus di Luar Tembok. Galeri ini, yang dimulai pada abad ke-5, mengalami penambahan potret hanya pada masa renovasi.

Pada tahun 1748, Pietro Piazza ditugaskan untuk membuat ulang 158 potret dan menciptakan galeri yang memvisualisasikan klaim Vatikan tentang garis suksesi paus yang tak terputus sejak Santo Petrus. Banyak potret yang tidak mencerminkan rupa asli para paus dan bersifat fiktif. Piazza mengerjakan clipei paus dari Stefanus III (abad ke-8) hingga Benediktus XIV (abad ke-18), termasuk Donus II.

Pada abad ke-18, Giovanni Marangoni menggunakan galeri mosaik ini untuk menyusun daftar resmi paus. Selama lebih dari dua abad, Donus II dianggap sebagai paus yang sah oleh Takhta Suci. Daftar ini, meskipun diketahui memiliki kekurangan, tidak diaudit secara formal hingga tahun 1947. Selain mengonfirmasi ketidakberadaan Donus II, audit tersebut mengungkap bahwa Paus Kletus dan Anakletus adalah orang yang sama, menemukan Paus Bonifasius VI dan Leo VIII, serta mengoreksi detail tentang puluhan paus lainnya.

Kisah Fiktif dan Kontradiksi

Meskipun merupakan tokoh fiktif, Donus II memiliki catatan yang cukup mendetail. Alexis-François Artaud de Montor menulis bahwa ia adalah orang Romawi, terpilih pada tahun 972 karena campur tangan bangsawan Tusculum, dan “memerintah selama tiga bulan dengan integritas tinggi” sebelum meninggal pada 19 Desember 972 dan dimakamkan di Vatikan.

Detail lain tentang masa pemerintahannya bervariasi, ada yang menyebutkan antara 5 April 974 dan Oktober 975. Ada pula yang menyatakan bahwa ia “tidak pernah dituduh melakukan ketidakadilan atau tindakan tercela.” Terlepas dari tanggal yang diklaim, tidak ada sumber kontemporer yang menyebutkan Donus II, dan tidak ada tindakan kepausannya yang tercatat.

Kesimpulan

Paus Donus II adalah contoh menarik tentang bagaimana kesalahan dan interpretasi yang salah dapat menciptakan tokoh sejarah fiktif. Meskipun tidak pernah benar-benar ada, Donus II tetap menjadi bagian dari sejarah kepausan, mengingatkan kita akan pentingnya ketelitian dan verifikasi dalam mencatat sejarah. Kisah Donus II juga menyoroti bagaimana representasi visual dan tradisi lisan dapat memengaruhi pemahaman kita tentang masa lalu, bahkan jika representasi tersebut tidak akurat.

Terbaru

  • Apa itu Kepulauan Chagos? (Milik Inggris atau Mauritius?)
  • Apa itu Kiwano atau Melon Berduri (Cucumis Metuliferus)?
  • Apakah Paganisme itu Agama?
  • Perbaiki Kebodohannya, Pemerintah Buka Lagi Akses Ke Situs archive.org
  • Kenapa Disebut Ilmuwan Muslim, Bukan Ilmuwan Arab atau Ilmuwan Persia?
  • Indonesia Prasejarah, Benarkah Se-kaya itu?
  • Apa itu Bilangan Aleph ?
  • Jejak Aneh Nisan Makam Gaya Aceh di Pangkep Sulawesi Selatan
  • Rasa’il Ikhwan al-Shafa Fondasi Matematika dalam Filsafat Islam
  • Review Aplikasi Melolo, Saingan Berat Dramabox!
  • Review Game Dislyte: Petualangan Urban Myth yang Seru!
  • Microsoft Resmikan Cloud Region Pertama di Indonesia, Pacu Pertumbuhan AI
  • Bagaimana Bisa Xiaomi Jadi Raja dibanyak Sektor?
  • Sejarah Tokoh Judi Negara: Robby Sumampow
  • Kenapa Hongkong Mulai Kehilangan Anak Mudanya?
  • Apakah China ada Peternakan Panda?
  • Kebohongan Ajudan Bung Karno Soal Letkol Untung Habisi Para Jenderal?
  • Apakah Harga Minyak Dunia Turun Bikin OPEC Bangkrut?
  • Hal Konyol di Startrek Original Series
  • Inilah Deretan Buku-Buku Kontroversial di Dunia
RSS Error: WP HTTP Error: cURL error 35: OpenSSL SSL_connect: SSL_ERROR_SYSCALL in connection to blog.emka.web.id:443
  • Apa itu Kepulauan Chagos? (Milik Inggris atau Mauritius?)
  • Apa itu Kiwano atau Melon Berduri (Cucumis Metuliferus)?
  • Apakah Paganisme itu Agama?

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme