
Industri perjudian mencatat rekor keuntungan yang signifikan selama Piala Dunia 2022, dengan perkiraan taruhan mencapai $35 miliar di seluruh dunia. Popularitas taruhan olahraga terus meningkat dalam dekade terakhir, didorong oleh kemudahan akses melalui aplikasi seluler yang memungkinkan pengguna, terutama kaum muda berusia 20-an, untuk bertaruh kapan saja dan di mana saja. Pertumbuhan industri ini bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari strategi desain aplikasi taruhan olahraga yang mirip dengan permainan kasino, yang dirancang untuk membuat pemain terus bermain dan bertaruh, memastikan bahwa bandar selalu menang.
Salah satu taktik utama yang digunakan aplikasi ini adalah pemberian hadiah secara acak dan tidak terduga. Penelitian menunjukkan bahwa otak merespons ketidakpastian dengan melepaskan dopamin, neurotransmitter yang memicu perasaan senang dan memotivasi kita untuk mencari pengalaman serupa. Pelepasan dopamin tertinggi terjadi bukan saat hadiah terbesar, tetapi ketika kita tidak yakin apakah akan mendapatkannya. Ketertarikan pada ketidakpastian ini dapat menjadi pedang bermata dua. Secara evolusioner, hal ini mungkin bermanfaat bagi leluhur kita untuk mencari situasi dengan hadiah yang tidak pasti, seperti menjelajahi lokasi baru untuk mencari makanan. Namun, dalam konteks permainan kasino atau aplikasi taruhan olahraga, perilaku ini dapat menciptakan siklus yang berbahaya dan mahal. Diperkirakan bahwa warga Amerika Serikat kehilangan $60 miliar akibat perjudian daring dan kasino pada tahun 2022 saja.
Selain itu, pengaturan waktu juga memainkan peran penting. Mesin slot, misalnya, dirancang untuk membuat pemain terpaku dengan siklus taruhan-hasil-taruhan yang cepat. Frekuensi ini, dikombinasikan dengan ketidakpastian, dapat memicu apa yang disebut peneliti sebagai “dark flow,” yaitu keadaan di mana pemain merasa sangat asyik dengan permainan sehingga sulit untuk berhenti. Aplikasi taruhan olahraga memanfaatkan hal ini dengan memperkenalkan taruhan “in-play,” yang memungkinkan pengguna untuk bertaruh pada kejadian-kejadian yang terjadi selama pertandingan berlangsung.
Pengalaman “nyaris menang” juga dapat meningkatkan keinginan untuk terus bermain. Studi pencitraan otak menunjukkan bahwa antisipasi yang dibangun saat hampir mendapatkan kemenangan mengaktifkan wilayah otak yang sama dengan saat menang. Oleh karena itu, meskipun “nyaris menang” sebenarnya adalah kekalahan, pengalaman ini justru meningkatkan keinginan untuk terus bermain. Beberapa mesin slot bahkan dirancang untuk menghasilkan pengalaman “nyaris menang” lebih sering dari seharusnya. Dalam olahraga, situasi “nyaris menang” sering terjadi secara alami, tetapi aplikasi perjudian telah menemukan cara untuk mengeksploitasinya lebih jauh. Misalnya, “parlay,” yaitu taruhan yang menggabungkan beberapa acara atau hasil menjadi satu taruhan, dapat dengan mudah menciptakan situasi “nyaris menang” jika satu taruhan saja kalah.
Taktik-taktik ini dapat memengaruhi otak semua usia, tetapi kaum muda mungkin lebih rentan. Selama masa remaja, wilayah otak yang terkait dengan dopamin dan penghargaan berkembang pesat, membuat remaja lebih rentan terhadap masalah perjudian. Meskipun usia legal untuk berjudi di sebagian besar negara adalah 18 tahun, taktik psikologis yang sama semakin banyak ditemukan dalam permainan yang dipasarkan langsung kepada remaja dan anak-anak. Misalnya, banyak permainan mengandung “loot box,” di mana pemain dapat menghabiskan uang sungguhan untuk mendapatkan hadiah yang tidak pasti.
Industri perjudian global menghasilkan ratusan miliar dolar setiap tahunnya. Namun, diperkirakan bahwa 15 hingga 50% dari pendapatan tersebut berasal dari orang-orang dengan masalah perjudian. Kita tidak dapat mengubah fakta bahwa otak kita tertarik pada taktik perjudian. Industri perjudian jelas menyadari hal ini dan memanfaatkannya. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana aplikasi ini dirancang untuk memengaruhi perilaku kita, kita dapat membuat pilihan yang lebih bijak dan melindungi diri kita sendiri dari potensi dampak negatif perjudian.